Latihan Soal UAS THE


 

 

NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

 

Fakultas                    : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kode/Nama MK                            : IDIK4007/Metode Penelitian

Tugas                          2

 

No.

Soal

1.

Kegiatan pembelajaran diperlukan media yang baik untuk mendukung praktik pembelajaran. Media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, memberikan dorongan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan dapat memberikan pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hasil temuan seorang peneliti dari observasi yang dilakukan di kelas VII, menunjukan metode konvensional yang dipilih oleh guru ternyata belum mampu mendongkrak minat siswa untuk belajar. Siswa banyak yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru di kelas. Siswa cenderung mudah cepat bosan, tidak fokus, dan kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga hal tersebut berdampak pada kurang maksimalnya hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan ingin mengetahui proses pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis flash sekaligus ingin mengetahui efektifitas penggunaannya dalam pembelajaran IPA kelas VII. Sebagai peneliti, susunlah tinjauan Pustaka dengan tepat berdasarkan permasalahan tersebut!

2.

Peneliti akan melakukan research tentang Keefektifan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe CSCL (Computer-Supported Collaborative Learning ) Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital di SMK N 2 Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran kolaboratif tipe CSCL (Computer-Supported Collaborative Learning ) pada mata pelajaran Simulasi Digital dan melihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada Mata Pelajaran Simulasi Digital memalui penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe CSCL (Computer-Supported Collaborative Learning ) .

 

Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut kerjakan tugas berikut:

1.       Susun tinjauan pustaka yang tepat!

2.       Sebutkan sumber daftar pustaka yang digunakan!

3.

Peneliti akan melakukan penelitian tentang pengembangan perpustakaan digital dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, motivasi belajar dan keevektifan belajar siswa. Berdasarkan tema tersebut, maka kerjakan tugas di bawah ini:

1.       Cari artikel penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut!

2.       Telaah artikel penelitian yang anda temukan sesuai dengan kaidah telaah yang tepat seperti pada modul belajar!


4.

Salah satu permasalahan dalam proses belajar mengajar bahwa seringkali peserta didik dihadapkan pada materi abstrak dan di luar pengalaman sehari-hari, sehingga materi menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami peserta didik. Proses pembelajaran pada mata pelajaran produktif di SMK Al-Islam Surakarta menunjukan adanya kesulitan saat guru menyampaikan materi di dalam kelas. Kurangnya variasi dalam penyampaian materi menyebabkan siswa merasa bosan, sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas media pembelajaran video tutorial sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran produktif khususnya pada materi pokok membangun jaringan. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Al-Islam Surakarta. Berdasarkan kasus tersebut, jika anda adalah peneliti, pendekatan penelitian apa yang paling tepat digunakan pada research tersebut? Jelaskan!

5.

Seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang keefektifan penggunaan explainer video terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran ips kelas vii di smp negeri 1 Semarang. Pembelajaran IPS di SMP 1 Semarang selama ini masih berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi. Hal tersebut mengakibatkan siswa menjadi bosan sehingga berimbas pada hasil belajar siswa. Selain itu, siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru tanpa memberi umpan balik. Oleh karena itu perlu adanya inovasi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran lain yaitu dengan media video. Media explainer video berisi animasi, teks, grafis, dan musik untuk mendeksripsikan sebuah benda, produk, atau fenomena secara sederhana merupakan produk yang tepat untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1)       implementasi explainer video dalam pembelajaran IPS

2)       efektivitas penggunaan media explainer video terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS

3)       efektivitas penggunaan media explainer video terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Semarang

 

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, jika anda sebagai peneliti susun desain penelitian yang paling tepat digunakan pada penelitian tersebut dan jelaskan!

 

Nomor 1

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengembangan Media

Metode pembelajaran konvensional masih diterapkan oleh pendidik di dalam

kelas. Pendidik lebih banyak berperan sebagai informan bagi peserta didik. Materimateri yang dirasa penting dicatatkan oleh pendidik di papan tulis. Peserta didik

cenderung pasif dalam pembelajaran. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik

hampir tidak ada. Peserta didik kurang dapat menerima apalagi memahami materi

pelajaran. Seharusnya materi pelajaran tidak begitu saja ditransfer oleh pendidik ke

pikiran peserta didik tetapi harus dikonstruksi di dalam pikiran peserta didik itu

sendiri dengan cara memberikan pengalaman yang nyata bagi peserta didik.

Pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan diferensiasi karakteristik peserta didik. Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran, karena masing-masing siswa mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intelegensi, bakat, tingkah laku, sikap dan gaya belajarnya. Gaya belajar merupakan ciri yang khas terdapat dalam diri setiap peserta didik untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungannya termasuk kelas belajar.

Pengembangan media pembelajaran merupakan salah satu kriteria yang digunakan dalam pemilihan media untuk mendukung penyampaian isi bahan pelajaran dengan mudah. Pengembangan media pembelajaran meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparasi, dan slide), media berbasis audio-visual (video dan audio-tape), dan media berbasis komputer (komputer dan video interaktif). Pengembangan media pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan akan meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti materi pelajaran dan memahami materi pelajaran yang telah disampaikan pendidik.

B. Media Pembelajaran

Media pendidikan memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pendidik alam menyamoaikan materi di kelas. Keberhasilan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh dua komponen utama yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Penggunaan dan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu mempunyai konsekuensi pada penggunaan jenis media pembelajaran yang sesuai.

Media pembelajaran juga dapat memudahkan pemahaman peserta didik terhadap kompetensi yang harus dikuasai, materi yang harus dipelajari dan dapat mempertinggi hasil belajar. Berbagai macam media pembelajaran telah diciptakan, dari media yang sederhana misalnya buku, modul, sampai media yang semakin canggih yang disebut dengan media komputer pembelajaran. 12 Alternatif penggunaan media yang dapat dilakukan untuk menarik minat peserta didik untuk mempelajari matematika adalah dengan menghadirkan media pembelajaran interaktif berbasis game edukasi dengan menggunakan adobe flash.

Media ini berbeda dengan buku matematika yang sekarang sudah tersedia.

Kesulitan memahami materi yang abstrak dan jauh dari kehidupan sehari-hari selalu menjadi dalih peserta didik dalam mempelajari matematika. Penyebab kesulitan tersebut bisa bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat menjadi solusi alternatif. Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya diharapkan mampu meningkatkan keefektifan pembelajaran. Banyak Negara menganggap bahwa TIK sebagai sebuah kendaraan untuk menaikan sistem pendidikan kederajat yang lebih baik, dan mengartikan TIK sebagai peningkatan dan pengembangan pembelajaran berbasis e-generation yang akan membuat efisiensi dalam intruksi kelas. 14 Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa hadirnya sebuah media di dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai alat penyampai materi pembelajaran dari pendidik kepada peserta didik. Selain itu, media pembelajaran dapat membantu pendidik dalam menyampaikan materi yang masih abstrak sehingga dapat divisualisasikan dengan media pembelajaran agar mudah dipahami oleh peserta didik.

Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang umum dilakukan dalam proses pembelajaran, yakni dilakukan dengan cara  pendidik menjelaskan dan murid mendengarkan. Model pembelajaran ini banyak dilakukan di negara negara yang belum maju atau belum memiliki sarana prasarana yang lengkap, namun tentu saja terdapat kelebihan dan kelemahannya.

Metode lain yang sering digunakan dalam metode konvensional antara lain adalah ekspositori. Metode ekspositori ini seperti ceramah, di mana kegiatan pembelajaran berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Berbeda dengan pelajaran interaktif berbasis flas. Penggunaan flash sebagai media pembelajaran interaktif ternyata mampu menggugah minat siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Reza (2014) dalam penelitiannya menerangkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan respon siswa dalam proses belajar setelah menggunakan media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 pada mata pelajaran alat ukur mekanik presisi. Hakim (2014) dalam penelitiannya juga menyatakan hal yang sama yaitu, penggunaan dari media pembelajaran interaktif animasi flash yang dikembangkannya dapat meningkatkan respon dan hasil belajar siswa. Dari uraian masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Apakah media pembelajaran interaktif berbasis flash valid menurut validator untuk digunakan sebagai media pembelajaran kompetensi dasar menjelaskan konsep dasar sensor dalam elektronika industri? (2) Bagaimanakah respon siswa terhadap media pembelajaran interaktif berbasis flash? (3) Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dengan sesudah menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis flash pada proses pembelajaran?

 

Flash adalah sebuah tool yang digunakan oleh para desainer dan pengembang untuk membuat presentasi, aplikasi, dan konten lainnya yang melibatkan interaksi user. Sebuah projek flash dapat melibatkan animasi, video, presentasi komplek, aplikasi dan sebagianya. Secara umum, bagian individu dari konten yang dibuat dengan flash disebut aplikasi, walaupun hanya berisi sebuah animasi sederhana. Aplikasi flash yang kaya akan media dengan melibatkan gambar, suara, video, dan special effect (Maulana, 2014: 1).

 

 

 

Nomor 2 yang 1

 

Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Metode CSCL

Penerapan metode pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas x pada mata pelajaran membaca gambar sketsadi SMK Negeri 2 Jambi berdampak positif dalam perkembangan keaktifan siswa SMK negeri 2 Jambi baik di ranah afektif maupun di ranah psikomotorik . Dalam hasil penelitian yang di lakukan oleh urip widodo terdapat fakta bahwa metode pembelajaran kolaboratif meningkatkan ranah afektif maupun psikomotoriknya. Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II, keaktifan ranah afektif siswa. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan yang akan peneliti lakukan yaitu mengenai metode pembelajaran kolaboratif namun peneliti akan memfokuskan pada tipe CSCL (Computer-Supported Collaborative Learning). Padapenelitian yang akan dilakukan juga berbeda dalam pemilihan mata pelajaran peneliti akan menerapkan metode pembelajaran kolaboratif tipe CSCL (ComputerSupported Collaborative Learning). Selain itu, lokasi penelitian juga berbeda. Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah di SMK Negri 2 Jambi.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Yanuar Satriya Perkasa (2015) dengan judul Keefektifan Penggunaan E-Learning Edmodo Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Jambi yang bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan E-learning Edmodo pada mata pelajaran simulasi digital siswa kelas X SMK Negeri 2 Jambildan Mengetahui Keefektifan penggunaan E-learning Edmodo pada mata pelajaran simulasi digital siswa kelas X SMK Negeri 2 Jambi. Hasil penelitiannya yaitu penerapan metode Keefektifan penggunaan elearning edmodo pada mata pelajaran simulasi digital siswa kelas x SMK Negeri 2 Jambi. Dalam hasil penelitian yang di lakukan oleh Yanuar Satriya Perkasa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran e-learning edmodo cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Simulasi Digital kelas X SMK Negeri 2 Jambi. Berdasarkan hasil penelitian Penggunaan e-learning edmodo pada mata pelajaran simulasi digital siswa kelas X SMK Negeri 2 Jambi termasuk dalam kategori efektif. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu mata pelajaran yang menjadi bahan penilitian yaitu mata pelajaran simulasi digital dan juga penelitian ini menggunakan media e-learning edmodo hal itu juga menjadi kemiripan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan dukungan media komputer dalam menerapkan model pembelajaran kolaboratif. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian Selain itu, lokasi penelitian juga berbeda, lokasi penelitian yang akan diteliti adalah di SMK Negeri 2 Jambi.

Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu mata pelajaran yang menjadi bahan penilitian yaitu model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran CSCL. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian Selain itu, lokasi penelitian juga berbeda, ranah pendidikannya juga berbeda , lokasi penelitian yang akan diteliti adalah di SMK Palebon Semarang.

 

Nomor 2 yang 2

 

Daftar Pustaka

Agus, Suprijono. 2012. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Irjanti, Wiwi. 2010. Evektifitas Model Pembelajaran Kolaboratif. Yogyakarta : Usd Press.

Rahmat, Abdul. 2003. Efektivitas Organisasi, Edisi Pertama. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

 

Nomor 3 yang 1

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi dan koleksinya dalam bentuk digital, dapat diakses kapan saja dan dimana saja serta penyebaran informasinya sangat cepat, tepat, dan akurat.

Menurut Griffin (1999) sebagaimana dikutip oleh Yuadi (tt) pada tahun terakhir ini telah terjadi peledaan pertumbuhan ketertarikan dalam perkembangan dan pemakaian perpustakaan digital. Adapun faktor-faktor yang menunjang pengembangan perpustakaan digital antara lain adaah :

1.      Telah tersedianya teknologi komputasi dan komunikasi yang memungkinkan dilakukannya penciptaan, pengumpulan, dan manipulasi informasi.

2.      Tersedianya infrastruktur jaringan internasional untuk mendukung sambungan serta meningkatnya kemampuan pengguna dalam mengoperasikan infrastruktur jaringan internasional tersebut.

3.      Semakin berkembangnya serta semakin meluasnya informasi berbasis online.

4.      Semakin berkembang dan menjamurnya kerangka akses internet umum      

 

Untuk membuat dokumen digital, ada beberapa komponen yang perlu dipersiapankan agar dalam pembuatan dokumen lancar. Komponen tersebut antara lain adalah:

a.       Perangkat keras, terdiri atas : komputer dan alat pemindai (scanner)

b.      Perangkat lunak. Fungsi perangkat lunak ini adalah untuk menjalankan perangkat keras. Perangkat lunak yang diperlukan adalah Operating System seperti Windows atau O/S yang lain, perangkat lunak aplikasi, seperti MSOffice, Adobe Acrobat, dan perangkat lunak pendukung lainnya.

 

Pengelolaan dokumen elektronik memerlukan teknik khusus yang memiliki perbedaan dengan pengelolaan dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen elektronik melewati beberapa tahapan, yang dapat kita rangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan dan pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital (digital library).

a.       Proses Digitalisasi Dokumen Proses perubahan dari dokumen tercetak (printed document) menjadi dokumen elektronik sering disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah (jurnal, prosiding, buku, majalah, dsb) diproses dengan sebuah alat (scanner) untuk menghasilkan doumen elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu tidak diperlukan lagi apabila dokumen elektronik sudah menjadi standar dalam proses dokumentasi sebuah organisasi.

b.      Proses Penyimpanan Pada tahap ini dilakukan proses penyimpanan dimana termasuk didalamnya adalah pemasukan data (data entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi berdasarkan subjek dari dokumen. Klasifikasi bisa menggunakan UDC (Universal Decimal Classification) atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak digunakan di perpustakaanperpustakaan di Indonesia. Ada dua pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file base approach) dan pendekatan basis data (database approach). Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan dan kita dapat memilih pendekatan mana yang akan kita gunakan berdasarkan kebutuhan.

c.       Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen Inti dari proses ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pencarian kembali terhadap dokumen yang telah kita simpan.

                                                                                                                                          

              Metode pengaksesan dan pencarian kembali dokumen akan mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang kita pilih. Pendekatan database membuat proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan, terutama untuk penyimpanan data sekala besar. Disisi lain, kelemahannya adalah relatif lebih rumitnya sistem dan proses yang harus kita lakukan. Dan menariknya, karena sifat pendekatan database yang memiliki kebebasan terhadap data (data independence), dengan data yang sama kita bisa membuat interface ke berbagai aplikasi lain baik yang berbasis standalone maupun web.

          Keunggulan Perpustaaan Digital Perpustakaan digital merupakan perpustakaan alternatif yang dapat merespon setiap kebutuhan pencari informasi. Perpustakaan ini diharapkan dapat memulihkan image negatif terhadap perpustakaan, sehingga dapat memerankan suatu fungsi yang sangat signifikan dalam dunia informasi, baik yang bersifat ilmiah, hiburan ataupun fungsi-fungsi lainnya. Ada beberapa keunggulan dikembangkannya perpustakaan digital antara lain adalah sebagai berikut :

a.       Long distance service Perpustakaan yang menyajikan koleksi atau materi yang bersifat digital memberikan suatu kemudahan akses jrak jauh.

b.      Akses yang mudah Pemanfaatan teknologi digital memberikan keleluasaan bagi pencari informasi karena mereka dapat melakukan berbagai metode penelusuran.

c.       Murah (cost-effective) Pada awalnya, perpustakaan digital membutuhkan pengadaan infrastruktur dan kolesi yang cukup mahal. Akan tetapi, kemudahan akses dan keunggulan jasa yang diberikan kepada pemakai sangat tinggi dibandingkan dengan koleksi lainnya, sehingga kalau dibandingkan antara pengeluaran biaya dan manfaat serta keuntungan yang dihasilkan.

d.      Pemeliharaan koleksi secara digital Koleksi dalam bentuk digital sangat efektif dan efisien. Perputakaan digital memiliki peluang besar untuk memiliki dan menyimpan berjuta-juta informasi tanpa kekhawatiran akan kekurangan tempat. Selain itu, peestarian koleksi berupa digital sangat mudah dilakukan karena penggandaannya sangat praktis dan tidak membutuhkan banyak biaya dan waktu.

e.       Jawaban yang tuntas Pada perpustakaan digital, setiap pengaduan atau pertanyaan yang diajukan oleh pemakai perpustakaan akan langsung dijawab oleh sistem yang 132 digunakan dalam digital library.

f.       Jaringan global Salah satu bentuk jaringan global adalah pemnfaatan akses internet. Pengguna dapat melakukan penelusuran dan komunikasi jarak jauh dalam rangka mendapatkan informasi.

Nomor 3 yang 2

TELAAH :

1.      JUDUL ARTIKEL

Judul artikel yang saya telaah yaitu “Pengelolaan Perpustakaan Digital”

 

Dari judul ini penulis mengambil lingkup yang lebih kecil agar lebih mudah saat meneliti.  Sudah baik karena mencantumkan tempat penelitian dan tahun penelitian agar lebih jelas lingkupnya.

    Variabel yang diambil juga sudah baik, karena status gravida dan usia menurut teori adalah merupakan faktor digitalisasi yang mempengaruhi pada Pendidikan.

Di latar belakang setelah menjelaskan teori mengenai kejadian pendidikan, dan memberikan contoh data Perpustakaan Digital, penulis kurang memberikan data statistik banyaknya perpustakaan di studi pendahuluannya yang seharusnya bisa memperkuat alasan pengambilan tema atau judul tersebut (dari konsep umum ke konsep spesifik). Misalkan seharusnya menjelaskan pengaruh perpustakaan digital di Indonesia diambil dari data terbaru, kemudian mengerucut (piramida terbalik) hingga memberikan data jumlah perpustakaan digital di tahun-tahun sebelumnya sebagai hasil dari studi pendahuluannya.

 Di dalam artikel ini tidak dijelaskan tujuan penelitian secara khusus. Hanya secara umum penulis menjelaskan bahwa penelitian ini untuk mengetahui hubungan status perpustakaan digital pada tahun ke tahun. Seharusnya penulis menambahkan dengan tujuan khusus.

 Variabel independentnya adalah status perpustakaan digital, sementara variabel dependentnya adalah nilai preeklampsiacara pengelolaan perpustakaan digital. Hal ini sudah sesuai dengan judul.

Penulis tidak menyertakan hipotesis dalam artikel. Hipotesis. Penulis tidak menyertakan penjelasan mengenai definisi operasional penelitian. Skala ukur dan kategori langsung muncul dalam pengolahan dan analisis data.

 Kesimpulan yang ada sudah baik, namun penulisan kurang sesuai EYD kamus bahasa Indonesia. Penulis tidak mencantumkan saran didalam artikel.

Nomor 4

 

         Ditinjau dari permasalahan yang ada, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang hasilnya disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka. Pendekatan yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena karakteristik dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan ciri-ciri penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel, sumber data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data). Dalam pendekatan ini peneliti banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan hasil akhir. Oleh karena itu data yang terkumpul harus diolah secara statistik, agar dapat ditafsir dengan baik. Data yang diolah tersebut diperoleh melalui nilai hasil posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa SMK Al-islam Surakarta.

      Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran menggunakan video tutorial. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Karena peneliti bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran menggunakan video tutorialsebagai media pembelajaran pada mata pelajaran produktif khususnya pada materi pokok membangun jaringan.

 

Nomor 5

Desain penelitian kuantitatif membuat proyek eksperimental lebih bebas. Maka peneliti umumnya menerapkan desain eksperimental untuk melakukan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif bisa dipergunakan guna mengetahui implementasi eksplainer video dalam pembelajaran IPS serta efektifitas penggunaannya.

Misalnya, percobaan implementasi eksplainer video dalam pembelajaran IPS serta efektifitas penggunaannya, terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan terhadap haisl belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS  di SMP Negeri 1 Semarang konsumsi vitamin C untuk meningkatkan daya tahan siswa. Beberapa subjek diminta untuk mengonsumsi vitamin C, yang lain tidak memiliki kelompok kontrol. Hasilnya adalah hasil percobaan.

 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Latihan Soal UAS THE"

Posting Komentar