Strategi pembelajaran aswat arobiyah dan mufrodat

1.     


Strategi pembelajaran aswat arobiyah

Kata ashwat dalam bahasa arab berasal dari kata shoutun artinya suara maka bagaimana seseorang mengucapkan suatu bunyi suara didalam bahasa arab dengan baik dan benar. Pada kegiatan awal belajar bahasa arab respon peserta didik akan sering sekali berucap bahkan berteriak untuk dapat melafadzkan huruf, kata, atau kalimat dalam bahasa arab yang baik dan benar.  Tujuan dari Strategi pembelajaran aswat arobiyah tersebut agar siswa dapat mengucapakan bahasa arab sesuai dengan aturan bahasa arab yang ditetapkan.

1.      Pembelajaran ashwat arobiyah pada tigkat dasar (umur 7 tahun)

Pada masa ini siswa harus diberi dasar yang kuat dalam pelafadzan dengan teknik dan strategi yang sesuai. Seperti; Metode alphabetik (mengenalkan nama-nama huruf dan otografi (bentuk tulisannya)dan bunyi huruf konsonan (huruf mati) setelah digabungkan dengan huruf vokal sehingga membentuk sebuah fonem, kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan membentuk kata menjadi kalimat), Metode bunyi dengan cara sintesis (merangkai) dan cara analitis (mengupas), dan Metode sintesis-analisis.

2.      Pembelajaran ashwat arobiyah pada tingkat menengah

Pembelajaran ashwat arobiyyah harus dibarengi dengan pengetahuan siswa terhadap mufrodat. Misalnya menggunakan: Metode sintesis dan Metode analisis.

3.      Pembelajaran ashwat arobiyah pada tingkat lanjut

Ditingkat ini, peserta didik mulai diajarkan huruf-huruf yang sulit dalam melafalannya, sehingga kemampuan peserta didik melafalkan semua jenis huruf bisa tercapai seperti menirukan terhadap pelafalan guru oleh siswa, membaca dengan suara nyaring, menirukan bunyi bahasa arab yang mirip, melafalkan tsunaiyyah sughro/ mini al pair, melafalkan beberapa kata tertentu dengan jelas, tujuannya untuk mengukur kemampuan siswa dalam pelafalannya.

2.      Strategi pembelajaran mufrodat

Strategi pembelajaran mufradat adalah hal yang penting karena mufradat merupakan tuntunan dan syarat yang mendasar dalam pembelajaran bahasa Arab. Dalam pembelajaran ini,tidak cukup dengan hanya menghafal mufradat, melainkan peserta didik juga diharapkan mampu menguasai mufradat. Peserta didik mampu menerjemahkan bentuk-bentuk mufradat dan mampu menggunakannya dalam sebuah kalimat dengan benar.Prinsip-prinsip pemilihan mufradat adalah Tawatur (mufradat yang sering digunakan), Tawazzu’ (mufradat yang banyak digunakan di negara Arab), Mataahiyah (yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu), Ulfah (familier dan terkenal), Syumuul (kata yang dapat digunakan dalam berbagai bidang tidak terbatas pada bidang tidak terbatas pada bidang tertentu), Ahammiyah (kata yang sering penggunaannya oleh peserta didik), ‘Uruubah (kata-kata Arab)

Mustofa (2011: 73-76) membagi strategi pembelajaran mufradat menjadi tiga yaitu

a. Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Dasar (Mubtadi’) diantaranya: menggunakan nyanyian/lagu, menunjukkan benda, membaca berulang kali, dan mendengarkan dan menirukan bacaan.

b. Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Menengah (Mutawassith) antara lain: menggunakan peragaan tubuh, menulis kata-kata, bermain peran, sinonim, antonim, dan asosiasi makna.

c. Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Lanjut (Mutaqaddim) antara lain: menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya, mencari makna kata dalam kamus, mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar, meletakkan kata pada kalimat, memberikan harakat pada kata, menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Strategi pembelajaran aswat arobiyah dan mufrodat"

Posting Komentar